Warna-warni Pawai Budaya Festival Krakatau 2015

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 10
Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 10
Penari di Pembukaan Festival Krakatau 2015.

“Besok Motret Pawai Budaya Festival Krakatau ga Yop.” Pertanyaan ini terlontar dari beberapa kawan sesesama pehobi fotografi Lampung. Belum sempat saya jawab mereka sudah jawab sendiri, “Gue ga dateng kayaknya.  Paling itu-itu lagi atraksinya. Udah numpuk foto-foto di harddisk.”

Ga salah deh sepertinya kalau kawan-kawan itu berpendapat demikian. Mereka sudah lebih banyak mengikuti perkembangan Festival Krakatau dari tahun ke tahun. Sedangkan saya yang baru sejak 2010 saja rasanya sudah  jenuh untuk berburu foto di festival yang diklaim sebagai festival terlama dan terbesar se-Indonesia ini.

(Baca: Menjual Lampung Lewat Fotografi)

Sebenarnya, kalau kawan-kawan blogger dari luar Lampung tidak datang, mungkin saya memilih tidur saja di rumah.  Masa tuan rumah ga temani, bisa-bisa saya di-unfollow di twitter dan un-friend di facebook mereka. hahahaha…

Biar semangat motret, saya pikir-pikir lagi tentang stok foto parade budaya yang sudah saya miliki. Ternyata foto-foto itu kurang didukung oleh data-data mengenai budaya yang hendak diangkat. Sudah kurang keterangan pendukung plus mirip pula dari tahun ke tahun. Tapi ada yang beda kok tahun ini. Siapa lagi kalau bukan istri gubernur, Aprilani Yustin Ficardo yang sempat jadi pembicaraan media nasional karena kecantikannya itu. Paling tidak saya bisa punya fotonya, hehehe 🙂

Lama tidak tinggal di Lampung lalu kembali lagi dengan pengetahuan yang boleh dibilang sedikit tentang Lampung. Kenapa tidak dimemulai dari sekarang kita memotret sambil belajar budaya daerah sendiri. Jangan kalah dong dengan kawan-kawan dari luar Lampung yang sudah bela-belain datang jauh-jauh. Mereka mau lho bertanya kesana kemari untuk mendapatkan info sekecil apapun tentang Lampung.

Dan kebetulan, ternyata sebelum pawai dimulai kawan-kawan blogger sudah meminta semacam sinopsis pawai budaya Festival Krakatau 2015 kepada mbak Alya dari Dinas Parekraf Lampung, untuk menambah bahan tulisan di blog mereka masing-masing. Mbak Alya pun menyanggupi untuk meminta file berisikan sinopsis tersebut dan akan segera mengirimkannya ke saya untuk disebarkan ke kawan-kawan.

Singkat cerita, setelah menikmati kopi di Dr Coffee Cafe dan makan siang di RM Dapoer Tatu, ( Pindang Baung Dapoer Tatu dan Ngopi di Dr Coffee ), saya dan kawan-kawan sudah bersiap-siap di posisi masing-masing disekitar panggung utama Pawai Budaya Festival Krakatau 2016.

Di lokasi start pawai, yang terletak di jalan Dr. Susilo ini, banyak warga yang sudah berkumpul dan berkerumun di dekat panggung. Ada yang ingin menyaksikan tanpa melakukan apapun. Ada yang ingin memotret, dengan kamera poket, HP dan DSLR. Semua ada. Dari anak SD sampai warga yang sudah sepuh ingin menyaksikan pawai penuh warna yang diadakan setahun sekali tiap bulan Agustus.

Yang memegang HP, ataupun kamera dengan lensa lebar ambil posisi mendekat dengan peserta pawai. Sedangkan yang mempunyai lensa tele lebih agak leluasa berdiri agak belakang, asal tidak ada yang menutupi di depannya. Tapi seringnya ketutupan sih 😀

Saran saya kalau mau motret maksimal di gelaran pawai budaya Festival Krakatau itu, sebaiknya cari posisi strategis yang bisa merekam aksi puncak para peserta pawai di sekitar panggung. Setelah atraksi di depan panggung jarang sekali peserta pawai melakukan aksi puncaknya di titik-titik lain sepanjang jalur pawai.

Satu grup peserta pun biasanya dibatasi waktu tampilnya. Jadi, sepanjang acara baiknya benar-benar amati seluruh rangkaian untuk mendapatkan foto yang maksimal. Jika sudah mendapat posisi yang enak tidak perlu pindah-pindah posisi lagi. Selain mengganggu kawan-kawan fotografer lain, di posisi baru bisa jadi hasil ga maksimal. Yang penting kita punya foto terbaik ala kita sendiri.

Sekarang kita simak yuk foto-foto peserta pawai budaya Festival Krakatau 2016 yang saya ambil plus info budaya yang saya dapat dari Dinas Parekraf.

Tarian Pembukaan

Tarian Pembuka - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015 - 1 Tarian Pembuka - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015 - 2 Tarian Pembuka - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015 - 3

The Greatest Harmony

The Greatest Harmony - Pawai Budaya Festival Krakatau 2016
Parade busana karya desainer muda Lampung.
Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 1
Parade busana karya desainer muda Lampung.

Selanjutnya ada parade dari kota Yogyakarta, kabupaten Bantul, kab. Gunung Kidul, kab. OKU, kab. Sleman, Prov. NTB, dan Prov. Banten. Tapi kita lewatkan dulu ya. Lain waktu dibahas 🙂

  1. Lampung Selatan dengan tema Ngattak Tulung

Lampung Selatan - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015
Adalah tradisi masyarakat Lampung khusunya Muli/Mekhanai dalam rangka menjaga kerukunan, turut berpartisipasi apabila salah satu rekan mereka akan berumah tangga, maka mereka bergotong royong menyiapkan keperluan upacara adat, selain itu sebagai ungkapan kebersamaan sang pengantin turut bersama rekan-rekannya sebagai ucapan terimakasih atas segala bantuannya dan tetap memelihara tali silaturahmi.

2. Pesisir Barat dengan tema Ngumbai Lawok

Pesisir Barat - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 6

Karya ini terinspirasi dari upacara adat yang ada di Pesisir Barat, dimana upacara tersebut dilakukan untuk keselamatan masyarakat setempat. Menggambarkan kekayaan laut Pesisir Barat, keberagaman kehidupan laut PesisirBarat.
Menyatu, bersatu, memberi, menerima, saling berdampingan demi keselarasan.

3. Way Kanan dengan tema Harmoni Bumi Petani

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 7 Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 8

Tibalah di awal musim panas kaya yang dinanti. Masyarakat Way Kanan menyambut dengan penuh suka cita dan dengan penuh pengharapan. Beriring rasa syukur karena Kab. Way Kanan dikaruniai potensi wisata yang menawan, seperti air terjun Putri Malu, Curup Gangsa, pemandian air panas Juku Batu serta adanya batu akik khas yaitu batu akik Anggur Api. Inilah pesona harmony di Bumi Ramik Raghom, Bumi para petani yang membawa kita pada kerinduan
mulang tiyuh.

4. Lampung Utara dengan tema Gawi Lapah Pineng
Adalah gambaran kebersamaan dari keagungan prosesi adat Lampung Pepadun pada prosesi lamaran(Meminang) seorang gadis, yang mana seorang bujang dengan rasa suka cita penuh harapan dengan diiringi oleh seluruh Handai Taulan berjalan menuju kediaman sang gadis pujaan hatinya, proses iring-iringan Lappah Pineng ini juga di meriahkan dengan berbagai ornamen yang menyemarakkan proses Lappah Pineng.

Gawi lapang pineng ini juga dapat dimaknai derap langkah dan harmoni kebersamaan seluruh lapisan masyarakat Lampung Utara dibawah kepemimpinan Bupati Agung Ilmu Mangkunegara untuk membangun menuju perubahan yang lebih baik

5. Tanggamus dengan tema Khakot Tanggamus

Khakot Tanggamus - Festival Krakatau 2015
Adalah ciri khas budaya sebagai -BRAND COUNTRY- Kabupaten Tanggamus. Khakot juga mengandung arti mempererat satu ikatan kekerabatan internal suku, kebudayaan dan marga kerap diperagakan mengiringi (sebagai pembuka jalan) bagi calon mempelai laki-laki saat melaksanakan prosesi lamaran atau pernikahan di tempat calon mempelai perempuan. Pada masa lampau pasukan pincak-khakot dipimpin seorang tokoh – Batin Mangunang – membuka mengusir
kolonial yang akan menjajah bumi teluk semangka – Bumi Begawi Jejama – Kabupaten Tanggamus.

6. Pringsewu dengan tema Ujungan Pekhing

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 5

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 11

Ujungan pekhing merupakan suatu bentuk seni budaya yang menggambarkan ketangkasan bela diri (foto tidak tersedia) yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya, biasanya ditampilkan untuk merayakan pesta panen padi, seni ujungan pekhing adalah suatu bentuk akulturasi budaya yang dibawa oleh masyarakat pulau jawa di era kolonialisasi Belanda yang kemudian menjadi bentuk pesta budaya yang didalam nya berisi kesenian dan kerajinan dari bahan bambu.

7. Tulang Bawang Barat dengan tema Intar Bumbang Aji

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 16
Intar Bumbang Aji adalah peristiwa dimana seorang perempuan melakukan larian dengan kekasihnya dan dibawa ketempat pihak keluarga laki-laki. Kemudian dari pihak keluarga perempuan berunding dan sepakat untuk diambil dari pihak mempelai wanita dan diantarkan secara adat istiadat Lampung dengan berpakaian pengantin laki-laki perempuan berpakaian haji. Demi kelancaran adat istiadat tersebut, adat lainnya diajak untuk berpartisipasi sehingga tercipta sebuah kerukunan yang agung diantara keanekaragaman adat istiadat yang ada di Kabupaten paket wisata jogja
Tulang Bawang Barat. Hal ini sesuai dengan semboyan Kabupaten Tulang Bawang Barat ’Ragem Sai Wawai’, yang berarti kebersamaan menuju keberhasilan.

8. Metro dengan tema Putri Pekhing Tigham

Menceritakan tentang perebutan mahkota kecantikan. Tersebutlah seorang putri cantik yang bernama putri Pekhing Tigham, kecantikan yang diakui oleh seluruh masyarakat, kecantikan lahir dan batinnya namun kecantikan putri Pekhing Tigham diganggu oleh Nyi Rebung Khohang yang ingin menyingkirkan putri Pekhing Tigham dan merebut gelar kecantikan itu, sehingga terjadi peperangan kedua putri dan pasukannya untuk memperebutkan gelar kecantikan itu. Namun Nyi Rebung Khohang dan pasukaanya kalah dalam peperangan itu dan putri Pekhing Tigham lah yang
memenangkan kecantikan itu.

9. Tulang Bawang dengan tema Pesona Sai Bumi Nengah Nyappur

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 3 Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 17
Sai Bumi Nengah Nyappur adalah semboyan bagi Kabupaten Tulang Bawang yang bersahaja, yang memiliki arti cermin masyarakat yang bersatu, damai serta hidup berdampingan dengan baik. Masyarakat Lampung Tulang Bawang dikenal sangat terbuka, mudah beradaptasi dengan lngkungan serta ramah dalam pergaulan. Sikap dan kemampuan, keluhuran dan keyakinan serta kepercayaan diri merupakan perwujudan dari falsafah Nengah Nyappur yang dijunjung oleh
masyarakat sebagai warisan yang agung agar senantiasa dapat terus dilestarikan, seperti Cangget Bars yang merupakan tari tradisi masyarakat Megoupak Tulang Bawang.

10. Lampung Timur dengan tema Keratuan Melinting

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 18
MAULANA HASANUDDIN PANAMBAHAN SUROSOWAN yang menjadikan Banten menjadi kerajaan yang berdiri sendiri, MAULANA HASANUDIN menyebarkan agama islam di Pesisir Utara dan hingga menyebar ke daerah Lampung bagian Timur khususnya daerah Keratuan Pugung…, dengan menyebarnya agama islam didaerah keratuan pugung hinga terjadinya peralihan
darah antara pengusa Banten dengan putri keratuan dipugung yang bernama PUTERI SINAR ALAM dari perkawinan ini lahirlah MINAK KEJALA BIDIN yang merupakan cikal bakal asal muala keturunan RATU DARAH PUTIH yang kita kenal dengan sebutan RATU MELINTING yang bermukim di MERINGGAI.

11. Lampung Barat dengan tema Muli Ngejunjung Pahakh

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - 10
Diangkat dari acara Payuhan Agung Kerajaan Sekala Bekhak Paksi Buai Perenong, Para Muli-muli Kampung Batin menyiapkan hidangan untuk Para Tamu Kehormatan Kerajaan. Pahar merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyajikan hidangan bagi Para Tamu Kehormatan Kerajaan sekala bekhak. Muli-muli Nan Cantik dan Anggun dengan rasa suka ria dan tulus ikhlas ngejunjung pahakh menuju Marga sana Gedung Dalom Kepakhsian Buai Perenong.

12. Bandar Lampung dengan tema Bajau

Bandar Lampung - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015 - 2 Bandar Lampung - Pawai Budaya Festival Krakatau 2015
Kisah ini diangkat dari pesisir Teluk Lampung. Bajau merupakan sekelompok orang yang datang ke Lampung untuk menjarah hasil tanah dan harta milik masyarakat setempat. Karena ilmunya sangat tinggi para bajau sulit untuk ditaklukan. Apalagi masyarakat Lampung pesisir sendiri terpecah belah. Akhirnya melihat para bajau semakin beringas, masyarakat pesisir sadar dan memahami akan pentingnya persatuan, bersatu untuk mengalahkan para bajau demi tercipta kehidupan yang damai. Akhirnya masyarakat Lampung Pesisir menyusun strategi dengan bersatu
dengan beberapa kampung. Akhirnya si bajaupun mengerti akan pentinggnya kerukunan dan persatuan. Melihat masyarakat pesisir bersatu bajaupun berkeinginan untuk bersatu dan menjadi masyarakat Lampung. Oleh masyarakat Lampung, bajau diberikan tanah dan mereka pun membangun kampung. Hal ini dilakukan karena masyarakat Lampung menjunjung tinggi kebersamaan toleransi yang biasa disebut NEMUI NYIMAH.

13. Tapis Fantasi

Pawai Budaya - Festival Krakatau 2015 - Tapis Fantasi

Bagaimana menurutmu foto-foto di atas? Banyak yang kurang sih, karena momen terlewat dan tidak sempat terekam. Tapi mudah-mudahan foto yang ada ini bisa dinikmati 🙂

Related posts

20 comments

  1. Luar biasa. Takjub liatnya.

    Bersyukur pernah menyaksikan pawai budaya ini secara langsung. Terima kasih dispar Lampung yang sudah undang saya dkk. Jadi kenal budaya Lampung lebih jauh, ternyata sangat beragam ya. O ya, event ini bikin saya mulai jatuh hati pertama kali pada tapis.

    Terima kasih juga buat mas photographer empunya blog ini yang sudah bikin aku dkk sempat foto bareng bu gub dan pak gub 😀

    1. Jangan kapok datang ke Festival Krakatau ya. Tetaplah datang walau tak diundang & ajak kawan2 lain 🙂

  2. Keren yah baju adatnya, orangnya juga cantik – cantik. Hehehe..
    sebagai anak negeri saya jadi malu karena jarang mempromosikan keberagaman budaya seperti ini di blog saya. Salut deh bang yopie…
    btw, motretnya pake kamera tipe apa bang ? jernih kali hasilnya. Hihih

    1. saya juga baru mulai mengangkat keberagaman budaya sejak kembali ke Lampung tahun 2010, padahal sudah lama tinggal di Lampung 🙂
      Sering pakai HP & sering pakai Kamera N*k*n d7000 & d800.
      Yang penting kita dan kawan2 dekat suka foto2 kita, itu sudah sangat berarti 🙂

  3. nana mau datang sendiri bang untuk tahun 2016 walau tidak diundang, palembang-lampung dekat
    kapan biasanya festival ini di gelar? apa tanggal dan bulannya ganti2 tak tentu? nanti kabari ya bang lewat
    twitter, bang Yopie pandai nyari foto yang ceweknya cakep hehehe

    1. Asik… datang ya. Nanti kita ngobrol2 banyak di Lampung. Puncak rangkaian acara biasanya digelar di akhir Agustus.
      Kebetulan aja banyak yang terlihat cakep di pawai ini 🙂

  4. Kalau soal foto, Mas Yo belum ada yang ngalahin. Disamping pengalaman lensa camera kayaknya juga ikut bercerita mengapa foto2nya demikian hidup. Aku juga ngambil foto-foto momen ini tapi hasilnya tak seperti ini…Sabar..sabar..belajar lagi yang banyak hahahaha…

    Iya lain kali, kalau diadakan lagi, mbok sinopsis acara dibagikan dulu ya Mas Yo, biar tulisan para blogger juga berisisi data akurat. Terus mbok disediakan satu spot utk juru foto biar gak desak-desakan seperti kemarin. Aku tahu para fotografer profesional yg diundang ke acara ini harus berjuang keras agar bisa ngambil foto dengan baik

    1. Capek lah bu Evi kalau harus dapetin foto bagus terus, hehehe.. Yang penting kan kita sendiri suka 🙂
      Mudah-mudahan tahun ini panitia mau memfasilitasi kawan2 dengan spot untuk juru foto. Itu penting juga, untuk membantu promosi pariwisata juga. Selain itu sinopsis juga baiknya disediakan sebelum acara ya bu Evi, untuk kemudahan kita memahami alur cerita dan tau foto seperti apa yang harus kita ambil.

    1. bisa aja mbak Lina, hehehe
      aku itu kalau kawan2 dekat suka foto2ku itu sudah lebih dari cukup,
      ga perlu buat semua orang suka sama foto kita 🙂

    1. silakan. selama tidak untuk kepentingan komersial.
      biasanya kawan2 selalu cantumkan nama yang motret. itu sudah cukup 🙂
      atau backlink juga boleh, hehe

Comments are closed.