Siang itu, di hari Minggu (03/04/2016), saya bersama kawan-kawan dari Bandar Lampung sedang berada di kota Metro. Sudah lama tak berkunjung bareng kawan-kawan untuk melihat beberapa tempat makan di LampungΒ dan juga kuliner yang ada di kota Metro. Singkat cerita, siang itu kami memilih untuk makan siang di Bengkel Perut d’ Sawah, yang berada di jalan Basuki Rahmat.
Sebelum datang kemari, saya dan kawan-kawan sudah sering melihat foto-foto Bengkel Perut di instagram. Saat melihatnya, foto-foto tersebut seolah-olah menarik kami untuk datang berkunjung. Apalagi akun instagram saya @kelilinglampung_ sering kali ditag. Senangnya, kita jadi tahu apa yang baru dan kuliner Lampung apa yang sedang jadi trend di kalangan anak muda yang ada di Lampung.
Td makan siang di Bengkel Perut, Metro.
Suasana asik. Nasi & ayam bakarnya ok.@InfoKotaMetro @infolampung pic.twitter.com/Vvj0tI5labβ Yopie Pangkey (@yopiefranz) December 9, 2015
Makan di tengah sawah. (@ Bengkel Perut in Metro) https://t.co/9aU9dfRsfA pic.twitter.com/jnmdNQK3mx
β Yopie Pangkey (@yopiefranz) April 3, 2016
Nah, siang itu giliran mas Teguh Prasetyo yang mengajak kami untuk mampir di Bengkel Perut. Meskipun saya sudah dua kali mampir di situ, tetapi tidak ada salahnya untuk datang kembali dan mencicipi menu masakan yang belum saya coba. Kawan lain, Ali, Dito, dan Kiki, juga tak masalah dengan itu. Kami berlima pun meluncur ke lokasi.
Tidak ada Penunjuk Arah
Ingat saat ingin pertama kali kemari, saya harus cari di google.com lokasi persis rumah makan yang dikelilingi oleh sawah ini. Saat ini Bengkel Perut sudah ada di google maps, jadi bagi yang punya smartphone tidak perlu kawatir menyasar. Tinggal ketik tujuan, rute langsung muncul. Bagi yang tidak punya smartphone, tentu harus bertanya-tanya dulu daripada nyasar terlalu jauh.
Bagi yang datang dari arah Tegineneng ini rutenya:
Jalan Raya Trimurjo – Jlan Jend Sudirman – Tugu Pos Polisi – Melewati Masjid Taqwa dan Taman kota Metro – Jl. AH Nasution – belok kiri di jalan Basuki Rahmat.
Dari Tugu Pos Polisi ke Bengkel Perut menempuh jarak 2,8 km, dengan waktu tempuh sekitar 6 menit. Begitu yang dijelaskan oleh googlemaps π
Dikelilingi Sawah
Begitu kita memasuki jalan Basuki Rahmat, rumah makan ini ada di sebelah kiri. Sisi kiri, kanan, dan belakangnya berbatasan langsung dengan sawah. Parkirannya bisa diisi oleh sekitar 8 mobil, dan beberapa motor. Tempat makan di sisi kiri dan kanan semuanya lesehan dan menghadap sawah. Sedangkan di sisi paling belakang bagi yang ingin makan dengan tetap duduk di kursi.
Seru bisa makan sambil memandangi sawah hijau yang luas. Kecuali kalau datang pas tidak sedang musim tanam, mungkin berasa gersangnya.
Banyak meja terisi siang itu. Ada yang datang sekeluarga, datang bersama kawan-kawan, dan sebagian lagi datang berdua dengan pasangan. Saya tadinya berpikir satu pondokan itu hanya untuk satu rombongan. Tetapi setelah dilihat lagi ternyata di satu pondokan itu ada dua meja. Jadi jangan ragu untuk memilih meja yang kosong di sini.
Nasi Timbel dan Nasi Liwet yang Gurih
3 (tiga) kali kemari, saya sesekali melirik ke pengunjung yang sedang makan. Kebanyak mereka memesan nasi dengan bungkus daun pisang. Saya pun menebak, menu nasi timbel dan nasi liwet-nya menjadi andalan.
Pertama kali datang saya memesan nasi timbel ayam kampung goreng. Kawan-kawan saya pada waktu itu terlihat asik menyantapnya. Kali kedua datang, saya memesan nasi liwet ayam. Dan kawan-kawan jalan bareng saat itupun terlihat lahap menyantap.
Siang ini di kali ketiga saya mencoba yang belum pernah saya icip, nasi liwet seafood. Sedangkan yang lain memilih nasi liwet ayam bakar, dan nasi tutug oncom ayam bakar. Dan lagi-lagi saya melihat kawan-kawan saya lahap menghabisi makanan masing-masing. Kecuali mas Teguh yang tidak enak makan karena sedang tidak enak badan.
Lain waktu kemari, saya akan mencoba menu lain seperti ikan mas bakar/goreng, gurame bakar/goreng, dan gurame asam manis. Nasi tutug oncom-nya juga terlihat menarik untuk dicoba.
Ada Cireng
Di Bengkel Perut ini, menu makanan dibedakan menjadi dua. Ada menu dengan judul “servis berat” dan ada “servis ringan”. Dari judulnya saja tentu kita sudah bisa menebak kalau yang berat pasti menu makanan dengan porsi yang bisa mengenyangkan. Dan servis ringan itu cemilan yang tidak terlalu mengenyangkan.
Kiki yang inisiatif untuk memesan salah satu menu servis ringan, cireng. Entah lagi lapar atau apa, satu porsi cireng ini pun ludes habis oleh kawan-kawan saya. Padahal cireng ini dihidangkan setelah kami semua menghabiskan makanan berat masing-masing. Atau memang rongga di perut mereka masih banyak yang kosong ya.. π
Suasana dan Makanan yang Asik
Selesai makan di Bengkel Perut ini memang asiknya tidak langsung pergi. Ngobrol santai atau juga sibuk dengan gadget masing-masing, memantau komen masuk di foto-foto yang kami upload di akun media sosial masing-masing. Saya pun iseng-iseng cek foto-foto yang diupload oleh pengguna instagram. Hasilnya, banyak sekali muda-mudi kota Metro yang makan di sini.
Masing iseng-iseng, saya tanya kawan-kawan seperjalanan hari itu. Bagaimana menurut mereka makanan dan suasana RM Bengkel Perut ini. Kalau nilainya antara 5 sampai 10, rata-rata mereka kasih nilai 7,5. Mas Teguh kawan saya yang termasuk hobi makan pun menilai tempat ini “lumayan” untuk didatangi.
Apa kamu pernah coba makanan di sini?
Keren lokasinya dan enak masakannya, apa lagi sering muncul di sosmed, asli lah pasti banyak yg menkambangi. Kadi menunya gak spesifik Lampung ya Mas…
Belum pernah ketemu yang menyajikan menu yang spesifik Lampung di Metro, mungkin karena Kota Metro ini banyak warga Lampung asal Jawa bu Evi.
Suasana tempat makannya bikin selera makan naik. Tapi yang di dekat pondok makan itu telrihat kering ya mas.
Andai tidak ada tujuan lain, kami akan berlama-lama dan pesan makanan lagi di sini π
Tanahnya kering karena mau panen sepertinya, atau tidak turun hujan beberapa hari.
Itu kalau siang pasti terik banget ya, Mas.
Tapi lihat makanannya sih kepengen banget nyoba. Apalagi nasi liwetnya π
terik banget, tapi di bawah pondokannya berasa adem kena semilir angin π
Harga2nya relatif murah ya.. Aku orang metro tapi belum pernah coba makan disini, soalnya lebih nyaman makan masakan orang rumah. Lain waktu deh insyaallah cobain makan disini.. hehe
untuk alternatif makan di luar rumah lumayan lah π