Danau Ranau – Selalu antusias setiap pergi ke danau Ranau meski sudah berkali-kali datang. Memang sih jauh dari Bandar Lampung, tapi sudah menjadi salah satu favorit tempat wisata di Lampung. Apalagi kalau pergi bareng kawan jalan yang cocok dan seru.
Sebelum subuh saya sudah sampai di rumah Rosita, Sabtu (23/04/2016). Motoran dari rumah menerobos gerimis dan angin yang berasa dingin di kulit muka. Sesuai janji, sehabis subuhan kami akan langsung berangkat menuju Liwa biar bisa santai dan menikmati perjalanan. Apalagi terbatas hanya 2 (dua) hari.
Menuju Liwa
Beberapa kali ke Liwa, saya lebih senang pergi dari Bandar Lampung malam hari atau menjelang subuh. Terkadang saya dan kawan-kawan sholat subuh di jalan untuk menghindari macet di beberapa titik seperti simpang Tegineneng dan Bandarjaya. Pernah juga pergi menjelang tengah malam dari Bandar Lampung. Namun kami harus berhati-hati saat memasuki Sumberjaya karena kabut yang sangat tebal di musim kemarau.
Pagi itu, Sabtu (23/04/2016), kami sudah sampai di Kotabumi pukul tujuh pagi setelah menempuh 110an km dari Bandar Lampung. Setelah isi bahan bakar solar kami melanjutkan kembali perjalanan. Kotabumi – Bukit Kemuning menempuh jarak sekitar 45 km dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Bukit Kemuning – Sumber Jaya 22 km. Sumber Jaya – Sekincau 26 km. Sekincau – Liwa 42 km. Total kami menempuh kurang lebih 245 kilometer dari Bandar Lampung.
Sawah Way Tenong
Saat kita melewati Way Tenong, antara Sumber Jaya dan Sekincau, kita akan melewati jalan yang ada sawah di kiri kanan jalan. Sawahnya bertingkat-tingkat. Beberapa kawan fotografer Lampung pernah memotret di sini dan foto-fotonya beberapa kali tampil di pameran foto.
Kami juga ga mau kalah dong. Mampir sebentar di sini, foto-foto sawahnya dari kejauhan. Lumayan juga buat beristirahat meluruskan kaki sebelum melanjutkan perjalanan. Waktu menunjukkan pukul 09:00, masih pagi dan cukup waktu.
(Lokasi Sawah Way Tenong: https://goo.gl/maps/BoNthN7EAHr)
Tiba di Liwa
Sampai di Liwa kami langsung mampir di rumah Eka Fendiaspara, salah satu dedengkot fotografi Liwa yang aktif mengangkat keindahan daerahnya. Mampir di rumahnya yang juga merangkap sebagai studio foto dan homestay, berharap keluar suguhan secangkir kopi hangat khas Liwa 🙂
Ngobrol santai selama 30 menit, setelah itu mampir di sebuah rumah produksi kopi luwak di sekitaran Way Mengaku, Liwa. Melihat-lihat luwak yang dipelihara, proses roasting, grinding, dan packing. Di Ratu Luwak menghabiskan waktu 40 menit, kami bergeser ke rumah makan terdekat.
(Lokasi Ratu Luwak: https://goo.gl/maps/bfNSNf7jXLK2)
Makan Siang di RM. Khang Mengan Jejama
Rumah makan ini salah satu yang saya rekomendasi kalau kamu ke Liwa. Jangan lupa pesan Nila bakar/goreng dan gulai taboh. Ikan Nila & mujairnya itu hasil budi daya di danau Ranau. Rasanya lezat. Saya selalu mampir ke rumah makan ini kalau sedang berada di Liwa.
Dari rumah makan ini Eka berpisah. Kami mengajak Eka untuk ikut ke danau Ranau. Tetapi dia ga bisa karena ada acara malam harinya. Kami pun meluncur ke danau Ranau.
(Foto-foto cantik danau Ranau waktu pagi ada di halaman 2)
Aku mauuuu ke Danau Ranau.. Tapi kayaknya akhir Juli besok belum bisa ya? 😀
Duh itu menu makan siangnya menggoda pisan.. apalagi dapet suguhan kopi luwak… Mantap!
Di Lampung Barat banyak daya tarik alamnya yang indah. ga cukup waktu 2 hari kemari, mesti 3 hari minimal kalau mau puas eksplorasi 🙂
Rencananya sih pengen ngopi ngopi piknik di danau ranau, sekalian coba dayung sampan di sana, soalnya belum pernah 😀
seru kayaknya ya dayung sampan, tapi aku ga berani lah sampe ke tengah2, hahahaha
ajak sayah ya kalau pulau kampung kayak gini. tabik.
Iya do, sesekali kita pulang kampung bareng 😀
Lebaran ke liwa ngga om, Jumat Sabtu minggu yuk…
udah lama ga lebaran di Liwa. terakhir 2012.
Asal jangan di hari lebaran pertama hayuuk oom…
Ooh jadi ini om-om yang ngajakin ke Liwa… 😀
ketauan dehhh…
Yuk diarrange om, ajakin yg lain
ok, woro2 di grup dulu ya..
Okehhhhh
mas yopie.itu foto Dari ketinggian diambil pakai drone atau paralayang?
pakai paramotor, kawan yang terbang dan motret.
Mas Yopie, jadi Guide di Bandar Lampung ya 🙂 Salam
guide serabutan 😀