Pagi itu Liwa ditutupi oleh kabut yang agak tebal. Melihat keluar dari jendela rumahnya Eka Fendiaspara, kabut lumayan pekat menutupi pandangan. Kalau kabut sudah sampai sini berarti di atas bukit kabut Bawang Bakung lebih tebal lagi, begitu kata Eka. Kami urung bergegas, menikmati dulu secangkir teh untuk menghangatkan badan. Sebenarnya ingin menyeruput kopi Lampung Barat sebelum pergi. Tapi nanti sajalah setelah sarapan.
Malam sebelumnya, Jumat (08/07/2016), saya dan keluarga plus Danan Wahyu berangkat dari Natar sekitar pukul 23:00. Sengaja memilih berangkat malam karena kawatir jalan lintas bakal padat di masa arus balik lebaran 2016. Berangkat malam sampai di Liwa pagi, lalu langsung pulang malam harinya. Sebelum pergi sudah terbayang bakal kelelahan, tetapi yakin masih kuat nyetir pulang pergi dan motret sana sini di beberapa tempat wisata Lampung Barat.
Sampai di kediaman Eka di Liwa Sabtu subuh pukul 04:00. Masih sempat tidur 1,5 jam dan masih ada waktu sedikit untuk solat Subuh dan minum teh. Meski lelah kami sangat semangat pagi itu untuk melihat pemandangan cantik dari atas bukit.
Sekilas Tentang Bukit Kabut Bawang Bakung
Bukit Kabut Bawang Bakung ini hanyalah bukit seperti bukit-bukit lainnya. Tidak ada yang spesial sebenarnya selain pemandangannya yang cantik dari atasnya. Foto-foto indah hasil jepretan Eka Fendiaspara dan Endang Guntoro Canggu yang pada awalnya menggoda fotografer lain untuk datang. Menjadi viral di media sosial, saat ini banyak muda-mudi dari Liwa dan sekitarnya yang datang berkunjung di pagi hari.
Yang membuat indah tentu saja suasana berkabut pagi hari di sini. Kalau kabut tidak terlalu tebal, pemandangan kampung dan sawah di bawahnya akan sangat indah ditambah dengan gunung Seminung di latar belakang. Kita bisa mencari spot lain seperti ini sebenarnya. Tapi tidak ada salahnya toh untuk mencoba berkunjung…
Menuju Bawang Bakung
Berangkat dari kediaman Eka pukul 06:20, saya mengemudikan mobil secara perlahan. Kabut begitu tebalnya sehingga sinar mentari pagi tidak sanggup untuk menembusnya. Dalam perjalanan menuju Bawang Bakung saja kita sudah disuguhi eksotisme kabut pagi di jalan raya. Suasana yang tentu saja tidak kita temui di kota lain di Lampung. Suhu di luar begitu sejuknya, buka kaca jendela angin sejuk terasa menusuk-nusuk muka saya yang masih terasa ngantuk.
Belok kanan di Pekon Negeri Agung melewati deretan rumah panggung kayu khas Lampung pesisir. Banyak halaman rumah dengan tumpukan kopi yang sedang dijemur. Habis selesai panen agaknya. Keluar dari perkampungan langsung berganti view sawah yang sedang menghijau. Kita melewati satu tikungan dengan pancuran di sebelah kiri. Biasa digunakan untuk mandi pagi para warga sekitar.
Ramai Pengunjung
Sampai di ketinggian bukit kabut Bawang Bakung sekitar pukul 07:10. Sudah banyak motor yang parkir dan banyak muda-mudi yang sedang menikmati keindahan suasana bukit. Yang tadinya tidak ada yang berkunjung, saat ini sudah ramai oleh muda-mudi. Sebuah upaya warga Lampung Barat untuk mencintai daerahnya sendiri yang patut kita hargai. Mereka mensyukuri keindahan alam daerahnya sendiri. Saya lihat beberapa memegang kamera yang tidak murah, sepertinya sedang mudik lebaran dan menyempatkan diri datang ke tempat ini.
Kabut masih sangat tebal, jarak pandang hanya sekitar 200an meter. Puncak bukit seberang tidak nampak oleh mata kami. Hanya bisa memotret yang dekat-dekat saja atau foto selfie dengan latar belakang kabut tebal dan siluet pepohonan. Tampak sekali semua yang datang pagi itu senang dengan suasana kabut pagi tersebut.
Eka Fendiaspara bahkan pernah cerita, sekali waktu yang datang itu sampai berjumlah 100an orang. Bahkan pernah sampai 200 orang di bulan Agustus 2015 lalu. Sedikit memang, tapi bukankah itu termasuk jumlah yang banyak untuk ukuran spot foto yang jauh dari kota Bandar Lampung.
Bahkan saat menjadi juri desa wisata se-provinsi Lampung di bulan September 2015, saya sempatkan ajak juri-juri lain dan panitia dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif provinsi Lampung ke bukit Bawang Bakung ini. Tanggapan mereka sungguh bagus. Sangat jarang bisa merasakan suasana pagi berkabut dengan latar belakang gunung Seminung. Apalagi suhu udaranya sejuk dan terasa segar. Ingin kembali lagi rasanya, kata mereka saat itu.
(Baca juga: Tempat Wisata di Lampung)
Alternatif Wisata Lampung Barat
Bagi yang tidak pernah atau jarang menikmati suasana pagi di tempat sejuk, Liwa dan sekitarnya bisa jadi destinasi wisata yang kamu coba. Sebelum ke destinasi lain, gunakan waktu pagi sebelum sarapan untuk mendatangi tempat ini atau Lembah Batu Brak di pekon Balak kecamatan Batu Brak. Lumayan kan buat menambah stok foto tentang suasana pagi.
Kamu bisa menemukan banyak tempat lain yang tak kalah indahnya di Lampung Barat yang belum pernah diangkat foto-fotonya di media sosial. Jangan ragu untuk upload fotomu di Instagram dan tag saya di akun @kelilinglampung_ . Siapa tau bisa saya repost 🙂
Kalau mau tau bagaimana cara ke Liwa dan apa saja penginapan dan angkutan umum di sana bisa nih sambil baca-baca Eksotisme Pesta Sekura di Lampung Barat.
Beberapa kali ke berkunjung, saya selalu mendapatkan foto-foto bagus tempat wisata yang ada di Lampung Barat. Bisa ajak kawan-kawan kerja atau satu hobi kemari. Kalau sendirian, jangan ragu hubungi kawan-kawan komunitas fotografi yang ada di Liwa. Mereka dengan senang hati akan menunjukkan tempat-tempat hunting foto cakep di seputaran Lampung Barat, selain Bukit Kabut Bawang Bakung ini.
yudi, paling nggak kuat klo diajak tracking dan itu pagi2 😀
belum lagi klo harus motret dengan kabut kayak gitu hahaha ampun bang :))
btw, tulisannya kecil2 bang
yang ini ga pake trekking, turun dari kendaraan sudah langsung di lokasi.
capek juga lah saya kalau harus trekking. hehehe
Wow kabutnya…
tebel banget pagi itu, sampe bingung mau motret apa..
kangen tempat ini
yuuk kemari lagi..
sambil pelukan kayaknya sih, makanya hangat 😀
ada yg mojok jg ya om dsana.. hehehehe
iya ada. asik yay 😀
Wah kagak tebel2 amat sih , masih aman …
Dingin2 asikkk
ya, dingin2 asik 😀
Kabutnya ajib om… Kayaknya adem banget tempatnya. Salam kenal yah anw hehe..
adem banget 🙂
salam kenal juga..
Rute nya dari bandar lampung kira2 gmna bang??
Seneng banget kalau bisa pergi ke tempat2 seperti ini dan moto2.
Aku juga pelan2 kunjungi banyak tempat di Lampung 🙂
Kalau sudah ke tempat ini & foto-foto pasti laper hi hi. Soalnya adem. Super banget ya kekuatan media sosial, bikin tempat ini jadi rame.
Wah kalau bisa sampai bukit Bakung di Lampung indah juga ya… tapi pastinya sedikit butuh perjuangan fisik. Apa kabar bang ? semoga sehat selalu.
Ga pake fisik oom, dengan mobil dan motor bisa kok 😀
alhamdulillah sehat.