Teluk Kiluan – sebelum membahasnya, sudah tahu kalau Pemerintah Provinsi Lampung sudah teken MoU dengan Traveloka satu Online Travel Agent besar? Jadi Traveloka akan membantu promosi Pariwisata Lampung dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. “Sebuah kebanggaan, Lampung menjadi provinsi pertama yang bekerjasama dengan Traveloka”. Demikian ujar Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo di acara Lampung Investment Forum, di Ballroom Novotel, Bandar Lampung (28/8/2016).
Nah dibalik MoU itu ternyata saya juga yang kecipratan rejeki jadi bisa jalan-jalan keliling Lampung ke beberapa tempat wisata di Lampung (asiik ga..?!). Terutama (lagi-lagi) ke Teluk Kiluan yang sudah terkenal dengan atraksi lumba-lumba di habitas alaminya. Senangnya juga bisa datang kembali ke Laguna Gayau setelah sempat ditutup beberapa bulan. Serta nikmati lembutnya pasir di pulau Kelapa yang indah.
Namun yang paling saya harapkan apalagi kalau bukan bisa dapat foto-foto terbaru mengenai pariwisata Lampung. Sudah lama ga berburu foto baru untuk dipajang di blog yopiefranz ini. Memang sih masih banyak stok foto di harddisk yang belum laku (memang yang laku banyak yah?, nggak juga sih, hehe), tapi kalau punya foto dan info terbaru mengenai suatu tempat kan lebih asik. Apalagi bisa kenalan dengan orang-orang baru dari daerah lain. Bakal seru.
Tenda di Teluk Kiluan. #KelilingLampung #theta360 – Spherical Image – RICOH THETA
(Foto menggunakan kamera 360 besutan Ricoh. Baca ini:Β RICOH THETA S: Kamera 360 Untuk Rekam Foto dan Video Jalan-jalan)
Penginapan di Teluk Kiluan
“Bang Maimun, saya pesan satu cottage yang ada dua kamar ya. Terus kami sampainya magrib dan makan malam di sana”. Begitu pesan saya untuk Maimun salah satu pemilik penginapan di Teluk Kiluan. Yang tadinya sudah bisa sampai tengah hari di Kiluan, kami harus ubah jadwal. Tim dari Traveloka memutuskan untuk keliling kota BandarLampung dulu. Ke taman kupu-kupu dan sentra keripik di Gang PU. Lalu antar pulang salah satu anggota tim ke Bandara Radin Intan II.
Ruang dalam salah satu Cottage di Teluk Kiluan. #KelilingLampung #theta360 – Spherical Image – RICOH THETA
Ada banyak penginapan di Teluk Kiluan yang saya kenal. Namun yang menjadi salah satu favorit saya adalah penginapan Tamong Haji yang dikelola oleh Maimun, salah satu penggiat awal Kiluan setelah Riko Stefanus, Pak Solihin, dan bang Dirhamsyah. Mereka tergabung dalam Yayasan Ekowisata Teluk Kiluan CIKAL. Dan mereka semua memiliki penginapan juga. Kamu bisa pilih salah satu mereka yang sangat tahu seluk beluk teluk Kiluan dan wilayah sekitarnya. Atau juga penginapan lain yang sudah banyak bermunculan.
Bisa saja langsung datang dan mencari penginapan di Teluk Kiluan. Karena banyak rumah-rumah yang bisa kita inapi dengan harga terjangkau. Namun karena sudah kenal beberapa, saya lebih memilih pastikan ketersediaan homestay/kamar.
Menuju Teluk Kiluan
Dari tahun 2009 setelah kepulangan saya dari Aceh, saya sudah berkali-kali ke Kiluan. Dengan motor, mobil, atau travel kiluan. Sudah mengalami yang namanya jalan tanah dan harus hujan-hujanan dan becek-becekan narik mobil saat pulang dari Kiluan. Sekali waktu bahkan harus tertahan tiga jam karena kali yang biasa dilewati banjir bandang. Belum ada jembatan.
Kali terakhir ini jalan sebenarnya sudah banyak nyamannya. Jalan rusak tinggal belasan kilometer lagi. Namun yang sedikit itu masih sangat terasa ketidaknyamanannya. Mudah-mudahan perbaikan jalan secara bertahap yang dilakukan oleh provinsi Lampung segera kelar ya. Jadi bisa perbaiki jalan di wilayah lain di Lampung.
Bandar Lampung – Menuju Jalan RE Martadinata. Melewati pantai Duta Wisata – Pantai Tirtayasa – TPI Lempasing – memasuki Jalan Raya Way Ratay – Desa Hanura – Ketapang – Pantai Klara (Kelapa Rapat) – Belok Kiri di pertigaan Padang Cermin – Masuk Jalan Pematang Awi – Marines Eco Park – Brigif 3 Marinir – Punduh Pedada – Belok kanan di Bawang – dan belok kiri di pertigaan Teluk Kiluan.
Tiba di Kiluan Negeri yang berada di kabupaten Tanggamus hari sudah mulai gelap, kami masih sempat sholat magrib tepat waktu di penginapan Tamong Haji setelah menyeberang sebentar dengan perahu yang sudah disiapkan. Pulau Kelapa tepat di sebelah Barat Laut kami. Makan malam itu terasa sungguh nikmat.
Bertemu Lumba-lumba
Setelah habiskan sarapan yang sudah disiapkan kru Tamong Haji pukul 05:30, kami pun langsung menuju tengah laut. Ada banyak jukung atau ketinting yang sudah ada di tengah laut. Agak lama perahu mondar mandir mencari lumba-lumba yang muncul di permukaan. Boleh dibilang membosankan berada di tengah laut tanpa ada sesuatu yang bisa dilihat. Beruntungnya kami, cuaca sangat teduh pagi itu. Angin dan gelombang, semua teduh. Hati jadi tenang membawa kawan-kawan yang jauh-jauh datang ingin melihat lumba-lumba.
Lalu tiba-tiba ada riak di kejauhan. Nampak sirip lumba-lumba muncul di permukaan. Semua jukung langung kompak mengejar serombongan lumba-lumba tersebut. Melihat sekilas, lalu mereka menghilang lagi. Begitu seterusnya.
Saya sedari tadi sudah keluarkan kamera dan lesa tele 70-200mm. Dapat beberapa foto, namun tidak maksimal. Untuk sekedar dokumentasi lumayan lah. Tidak banyak menjumpai lumba-lumba, tetapi lumayan lah tim ini bisa melihat langsung di habitat aslinya.
Kepada kawan-kawan lain pun saya selalu katakan, lumba-lumba di sekitar teluk Kiluan itu adalah hewan liar. Kita tidak bisa buat janji dengan mereka supaya ada kepastian bertemu. Saya katakan, bisa jadi kita melihat lumba-lumba bisa jadi tidak melihat sama sekali. Beberapa kawan yang sudah berkali-kali datang pun, hanya melihat sedikit. Beberapa yang datang sekali, bisa melihat ratusan bahkan ribuan. Ini alam liar, bukan kebun binatang π
Foto di bawah adalah foto lama saya di saat hujan malah bertemu entah berapa banyak lumba-lumba, tak terhitung.
Video di bawah ini menggunakan kamera 360 Ricoh Theta S. Β DiΒ menit ke 1:50 arahkan layar ke kiri belakang perahu.
Pulau Kelapa
Kalau ingin melihat lumba-lumba saja sebenarnya bisa dari pantai mana saja. Keunikan Teluk Kiluan adalah memiliki pulau kecil di teluknya yang berukuran kecil. Terlebih Pulau Kelapa ini memiliki pantai berpasir halus dan gradasi warna air lautnya yang indah.
Kalau punya banyak waktu bisa mampir berkeliling pulau setelah tur lumba-lumba. Pemandangan di bagian Barat Daya pulau sungguh indah. Menghadap Samudera Indonesia dan pulau Tabuan di kejauhan. Latar depan bebatuan karang dan pulau karang.
Perhatikan keselamatan di pulau ini. Patuhi semua saran dari pengelola pulau. Apa artinya foto bagus kalau kita celaka. Tanya di sebelah mana yang aman untuk berenang dan bagian mana yang bahaya untuk dilalui. Jika disarankan untuk ditemani guide lokal, iyakan saja walau harus menambah sedikit biaya yang masih terjangkau. Tidak seberapa dibandingkan keselamatan kita dan grup.
Foto lama:
Laguna Gayau
Sedangkan Laguna Gayau baru seminggu dibuka setelah lama ditutup. Hari itu, Minggu (16/10/2016), setelah tur lumba-lumba dan mampir di pulau Kelapa, kami terengah-engah menuju dan kembali dari Laguna Gayau. Jalurnya lebih jauh dan lebih berat dibanding jalur pertama yang sudah ditutup karena dianggap berpotensi memakan korban lagi. Namun dibalik kelelahan tersebut, kami tetap senang mendapat cerita dan foto bagus tentunya.
Gelombang laut sungguh dahsyat hari itu. Kami mendapat peringatan dari petugas pariwisata yang selalu stand by di lokasi agar berhati-hati jangan sampai terkena hempasan ombak dan terseret yang bisa mengakibatkan benturan di karang yang tajam.
Di balik keindahan Laguna Gayau memang tersimpan potensi bahaya setiap saat. Bertahun-tahun laguna ini dikunjungi wisatawan, baru beberapa kali saja terjadi kecelakaan. Namun untuk kebaikan semua, pihak desa sepakat untuk membuat jalur baru yang langsung sampai di Laguna. Walau agak jauh sedikit dan lebih berat dari jalur pertama yang harus melipir di bebatuan karang tepi pantai.
Saya dapat beberapa foto bagus di sini hari itu. Sama bagusnya dengan foto-foto sebelum. Dan yang terpenting, saya dan rombongan tetap dalam keadaan selamat dan sehat π
Cerita Baru dan Foto Baru
Ini sedikit cerita baru dari saya mengenai Teluk Kiluan, Pulau Kelapa, dan Laguna Gayau. Mungkin terasa berulang kalau kawan-kawan sudah menyimak akun twitter saya @yopiefranz dan @kelilinglampung serta blog www.kelilinglampung.wordpress.com. Namun saya anggap semua perjalanan pasti ada hikmahnya. Ada pelajaran yang bisa dipetik di dalamnya.
Senangnya, saya bisa jalan bareng kawan-kawan baru dalam suasana berbeda. Mendapat cerita baru dan foto-foto baru. Apalagi saat kembali dari Laguna Gayau, kami sempat bertemu dengan Riko dan Pak Solihin (saya biasa panggil Mang Lihin). Kawan-kawan bisa mendengar langsung kisah Teluk Kiluan dari pertama. Dari belum terkenal sampai terkenal seantero negeri. Dari mayoritas rumah gubuk menjadi rumah berdinding batu bata dan semen di Kiluan Negeri. Juga hikmah keliling Lampung ke banyak tempat wisata di Lampung. Foto-foto pariwisata Lampung semakin numpuk. Menunggu ada yang berminat untuk membeli π
Duh! Langsung kangen makan sambil duduk di tepi pantai depan cottage Pak Maimun… Pengen balik lagi ke Kiluan.
Yuk, rame2 lagi perginya. Pasti bakal seru lagi π
Iya mau… tunggu tahun depan ya π
Waah, asyik juga kalo misal bisa buat janji sama lumba-lumbanya, ya. Tinggal calling pimpinan lumba2 sebelum sampai, bilang mau moto, begitu sampai lumba2nya atraksi π
Maunya sih begitu ya kakak. Sayang ga semua orang faham itu.
Wah keren banget itu foto 360na pake apa mas…
jadi asyik aja betah liah gambarnya…hehhe
Ricoh Theta S. Lumayan ada nuansa tersendiri, beda dengan foto pada umumnya. Walau masih agak susah dinikmati semua orang.
Satu hari nanti, semoga lumba-lumba berkenan memperkenalkan diri, meski sebentar senaglah hati. Iya kakak, setiap perjalanan memberikan kesan berbeda meski tempat yang sama.
Because… whatever the journey is, it’s not only the destination that matters, but the person with whom you travel…
Berkali-kali aku ke tengah laut, hanya beberapa kali bertemu rombongan lumba-lumba yang ramai π
Masyaa Allah ntu pulau kelapa cantik bingitsss
Moga2 pariwisata Lampung makin top, sarana prasarana menuju & di tempat pariwisatanya makin yahudddd
Belum lagi pulau-pulau lain yang belum terkenal. Masih banyak yang bagus juga kak π
Bikin mupeng bgt iniiiii om. Ahh kapan bisa ke kiluan yaa ini.
Makanya kalau pulang itu jangan sebentar, seminggu atau sepuluh hari kalau perlu, hehehe
Nice pak yopie, ditunggu ceritanya yang di pesisir barat ya pak.hihi
tentu bakal ditulis. Tunggu saja ya π
Untung kenal adminnya keliling Lampung. Jadi kapan-kapan bisa di kodein untuk Meliput Lampung sampai ke pelosok pelosok π
Sudah lama nih bu Evi ga ke Lampung. Kapan main kemari lagi?
Banyak yang belum aku kunjungi juga lho di sini π
Belum pernah ke Kiluan, ajakin jalan2 dong maz yopie kalo saya mampir ke Lampung #ngarep
Mau lah ajak mas Budy ke Lampung juga. Nanti gantian aku main ke Bandung π
Ajaaakiiiin dooong Mas Yofie …
Hahaha.
Standard banget yak … saya gitu orangnya, mupengan ..
Mudah2an bisa ke sini suatu hari nanti …
Mudah-mudahan bisa ke Kiluan segera.
Saya kadang malu sendiri bang kalau baca tentang Kiluan, orang dari mana-mana sudah pernah menikmatinya. Saya yang tinggal di Lampung sekalipun belum pernah kesana.
Sama, aku juga baru mulai keliling lampung tahun 2011. Sebelum itu ga tau sama sekali ada tempat-tempat bagus di sini π
wah, taun segitu masih sedikit yang tau Kiluan, termasuk orang Lampung sendiri. Ayo kak kemari lagi..
Ah mau piknik ksana lg setelah lihat postingan om yo.. π
Kita belum pernah jalan bareng ya ke Kiluan. Sesekali ayok lah kita nenda di Kiluan yay..
Selalu asyik baca tulisan jalan2 Om Yop.. sambil ngehayal kapaaanlaah bisa kesituh..
Jangan mengkhayal aja, langsung berangkat dong π
Duh, 3 tahun hidup di lampung belum pernah main ke pantai kiluan..
Btw, asyik ya mas Yopie bisa kelilinglampung bersama traveloka asyik..
Oh iya, pulau kelapa kayaknya bagus banget! Kapan kapam aja akulah.. xixixixi
Salam kenal mas,
Yah, itu sedikit keberuntungan bisa jalan bareng π
Ayok kita jalan.. π
Amazing …
kapan kita jalan bareng ke Kiluan ya π
Halo,
Kalau saya berencana untuk road trip dari Jakarta dengan mobil pribadi, kira-kira bisa ga ya? Apakah ada kontak yang bisa dihubungi untuk penyewaan kapal jungkung dan homestay di sana?
Terima kasih banyak ya. π
asal ga ceper aja mobilnya kak. Mobil strandar bisa.
Tadi saya suggest link blog ini untuk teman penulis yang mau tulis setting Kiluan di novelnya, Om. Selalu enak baca tulisannya…
Minta contact personnya Cottage tamong haji pak maimun dong?