Saya melewati Jalan Ir Sutami lalu berbelok kanan menuju kota kecamatan Tanjung Bintang, Selasa kemarin
(15/11/2016). Di Pasar Tanjung Bintang berbelok ke kanan di tugu KB. Ke kanan menuju kecamatan Tanjung Sari. Di jalan inilah saya melihat plang bertulis Wisata Gunung Batu Srikaton. Ada tanda panah dan tulisan -+ 100 M.
Melewati plang tersebut saya membayangkan pasti bentuknya seperti Batu Granit besar yang ada di Desa Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Bintang. Batu besar yang membentuk suatu susunan batu dan kita bisa menaikinya untuk melihat pemandangan di bawahnya. Memang bukan tempat wisata di Lampung yang biasa dan ramai dikunjungi. Masih masuk ke dalam spot foto di Lampung yang patut saya coba datangi saat sunrise dan sunset satu waktu nanti.

Ini menarik buat saya sendiri, sukur-sukur bisa ramai dan membawa pengaruh untuk warga sekitar lokasi yang masih jarang dikunjungi. Menambah daftar tempat wisata di Lampung yang sudah saya kunjungi dan bisa kamu coba untuk kunjungi. Siapa tau kamu bisa dapat foto bagus dan dapat banyak like di akun instagram-mu 😀
Hari Kerja
Hari ini keluar kota itu sebenarnya bukan dalam rangka jalan-jalan di Lampung, bukan untuk wisata. Ada kegiatan Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri, yang akan saya liput. Berlokasi di Desa Wonodadi Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan, Wagub menghadiri acara Panen Pedet Hasil Inseminasi Buatan Mewujudkan Lampung sebagai Lumbung Ternak Nasional.

Foto-foto panen pedet saya antara lain ada di:
- http://lampungprov.go.id/berita/panen-pedet-ib-wujudkan-lampung-sebagai-lumbung-ternak-nasional.html
- http://duajurai.co/2016/11/15/panen-pedet-inseminasi-buatan-di-wonodadi-wujudkan-lampung-lumbung-ternak-nasional/
- http://lampungmediaonline.com/2016/11/panen-pedet-ib-wujudkan-lampung-sebagai-lumbung-ternak-nasional/
Tadinya saya mau terus saja di Jalan Ir Sutami melewati Pabrik Coca Cola dan Pokphand lalu belok kanan ke jalan Musriyadi alm. Namun pas di depan pabrik Coca Cola saya bertanya kepada petugas kepolisian yang banyak berdiri di situ. Bertanya arah Wonodadi sentra ternak sapi yang akan ada acara Panen Pedet.
“Lewat sini aja pak, sudah ada penunjuk jalan sampai di lokasi. Ga akan nyasar. Daripada lurus dan nanya-nanya. Enak lewat sini. Rombongan Wagub dan Kementerian juga kita arahkan belok kanan lewat jalan ini”, begitu kira-kira penjelasan dari polisi yang berjaga.
OK pak. Saya lewat jalan itu. Sedikit putar balik, saya arahkan mobil memasuki jalan menuju Tanjung Bintang.

Melalui jalan Tanjung Bintang
Entah tahun kapan saya melewati jalan ini. Antara ingat dan lupa. Tapi anggap saja ini pertama kali saya lewat sini. Jalan perlahan sambil lihat kanan kiri, siapa tahu ada hal-hal menarik yang bisa dilihat.
Sampai di Pasar Tanjung Bintang, menjumpai tugu berbentuk tangan dengan jari telunjuk dan jari tengah menunjuk atas. Dua anak cukup. Ada tulisan itu di bawahnya. Juga ada penunjuk jalan panah ke kiri bertuliskan Lokasi Panen Pedet.
Sekitar 8 (delapan) menit dari Tugu KB perempatan pasar Tanjung Bintang, saya melihat sebuah plang dengan tulisan “Wisata Gunung Batu Srikaton”.
“Selesai acara kita mampir yuk ke situ”, ajak saya ke rekan yang ikut.

Selesai Kerja Langsung Berwisata
Ini enaknya bisa kerja keluar kota, ke tempat-tempat baru yang belum pernah kita kunjungi. Bisa mendatangi tempat-tempat yang belum pernah kita ketahui keberadaannya. Sebagian besar mungkin sudah tahu, sebagian besar yang lain belum tahu. Itulah gunanya saling berbagi informasi. Siapa yang tahu duluan bisa duluan berbagi. Berbagi itu indah.
Begitu selesai acara dan makan siang di lokasi acara (Eh iya, saya makan banyak di acara. Menu makannya lumayan menggugah selera), saya dan rekan kembali melalui jalur berangkat. Berbelok di lokasi plang “Wisata Gunung Batu Srikaton”, memasuki jalan tanah melewati kebun karet di sisi kiri dan kanan jalan.

Dari awal saya tidak berharap banyak tentang keindahan tempat ini. Yang penting datang, lihat. Kalau ada yang bagus bisa difoto, baru keluarkan kamera. Melewati sedikit tanjakan dan tikungan, saya memilih parkir dan mengeluarkan kamera. Ada banyak hamparan batu dengan ukuran kecil sebesar satu sampai tiga meja tulis sekolah.
Ada mobil dari arah atas, kaca jendela penumpang terbuka. Seorang ibu dengan ramah memberi tahu kami, di atas lebih bagus dan lahan parkiran lebih luas.

Gunung Batu Srikaton
Tak terurus namun menyimpan keindahan. Itu kesan pertama saya melihat Gunung Batu Srikaton. Sebuah bukit kecil tepatnya, bukan gunung. Namun apalah itu, tidak terlalu pusing dengan sebutan gunung batu. Yang jelas nama tersebut sudah membuat saya terpancing untuk mengetahui dan datang.
Jalan masuk ke bukit ini hanyalah jalan tanah. Di pinggir jalan tanah itu ditanami beberapa jenis tumbuhan hias. Sementara di sekelilingnya banyak sekali kebun karet yang tidak luas. Menjelang lokasi bertaburannya bebatuan, sudah mulai banyak dijumpai rerumputan dan perdu-perduan. Menambah suasana tidak terawat. Ya iya lah, ini kan bukan wisata buatan, bukan taman hiburan dengan harga tiket yang kadang membuat kita jadi segan masuk. Ini hanyalah fenomena alam, yang mungkin tanahnya dikuasi perorangan atau swasta.
(Baca juga: 40 Tempat Wisata Menarik di Lampung )
Saya tidak mau menyalahkan kondisi yang ada. Bagaimana kalau saya yang punya tanah seluas ini, apa sanggup bayar orang untuk merawat lokasi. Memotong tumbuhan liar, memangkas rumput, dan membersihkan sampah-sampah yang dibuang pengunjung. Belum tentu sanggup. Jadi nikmati saja suasana tempat baru yang saya kunjungi ini.
Jangan Ambil Apapun Kecuali Foto Jangan Tinggalkan Apapun Kecuali Jejak Kaki
Sok banget nulis sub-judul ini. Seolah-olah saya sudah paling bener aja yah (hehe…). Begini… Saya bisa jadi salah, bisa lupa, bisa khilaf. Saya sih senang-senang aja kalau ada kawan yang mengingatkan kalau satu hal yang saya lakukan bisa memancing orang untuk melakukan hal yang sama yang cenderung merusak. Jadi, enjoy enjoy aja kalau disentil kawan 😀
Nah, siang ini saya melihat sebuah fenomena alam berupa hamparan bebatuan. Dari yang kecil sampai yang seukuran rumah tipe 21. Di waktu pagi setelah matahari terbit atau sore sebelum matahari terbenam mungkin lebih terlihat indah. Saya sudah membayangkan sinar matahari yang lembut mengenai bebatuan-bebatuan ini.
Setelah parkir mobil, saya persiapkan kamera yang baru dipakai kerja. Masih terisi kegiatan-kegiatan sebelum tak apalah. Belum sempat juga pindahkan file sedari tadi. Langsung mencari spot terbaik saat itu untuk membuat foto.
Ada empat motor parkir. Pasti ada empat pasang remaja di spot-spot strategis, pikir saya. Tapi biar lah urusan mereka. Urusan saya, pingin jalan-jalan nikmati keindahan bebatuan granit di sini. Toh saat saya lihat, mereka juga sedang menikmati keindahan bentangan alam yang berada lebih rendah dari puncak bebatuan.
Masih jarang warga Bandar Lampung yang datang kemari. Saat sudah di rumah, saya cek di Google dengan kata kunci Batu Granit Lampung. Yang keluar di hasil pencarian ternyata foto-foto saya juga namun dari lokasi berbeda. Tapi kok foto-foto saya ada di alamat web yang bukan alamat blog saya yopiefranz.com ya 😀
Itulah risiko punya foto yang jarang dimiliki orang lain. Atau memang orang lain yang ga mau susah payah keluar rumah namun mau enak saja pakai foto tanpa izin. Tapi sudah lah. Mereka juga membantu penyebaran informasi keindahan Lampung, dengan “cara mereka sendiri”. Tetap ada pengaruh baik bagi warga sekitar lokasi wisata.
Datang ke suatu tempat baru. Hanya ambil foto, meninggalkan jejak kaki, bawa kenangan, dan hanya untuk membunuh waktu. Dapat foto dan dapat cerita baru.
Cara Ke Wisata Gunung Batu Srikaton
Saya belum tau kalau menggunakan kendaraan umum. Ini saya share kalau menggunakan kendaraan sendiri, baik mobil maupun motor.
Dari Tugu Adipura Bandar Lampung kita bisa memilih beberapa rute.
1. Melewati Jalan Putri Balau – Jalan Yudistira – Jalan Amd – Masuk Jalan Bypass ke arah Panjang – masuk jalan Ir Sutami – Belok kanan di pertigaan depan Coca Cola Lampung – Menuju Pasar Tanjung Bintang – belok kanan di Tugu KB Tanjung Bintang – sekitar 10 menit akan jumpai plang Wisata Gunung Batu Srikaton. (Sekitar 31 km, 60 menit)
2. Melewati jalan Antasari – Jalan P. Tirtayasa – Jalan Ir Sutami – Belok kanan di pertigaan depan Coca Cola
Lampung – Menuju Pasar Tanjung Bintang – belok kanan di Tugu KB Tanjung Bintang – sekitar 10 menit akan jumpai plang Wisata Gunung Batu Srikaton. (Sekitar 30 km, 60 menit)
(Map Google Wisata Gunung Batu Srikaton)
Tips
Sediakan uang sepuluhan ribu dan lima ribuan. Saat saya kemari saya tidak tahu kalau ada harus bayar. Mobil saya dikejar seorang pemuda dengan menggunakan motor. Saya ditegur sopan agar membayar sejumlah sepuluh ribu rupiah (Rp. 10.000,-). Namun saya memberinya lima belas ribu rupiah. Saya memang gitu orangnya, hehe… Ga usah ribet, hati nelongso. Rejeki ada yang atur. Toh saya kemari bakal dapat cerita baru dan dapat foto baru. Lima belas ribu bagi mereka bisa sangat berarti. Dan kita bisa dapat banyak like di Facebook dan Instagram. Masih sebanding 😀
Satu hari yang benar-benar membuat saya senang. Bisa bekerja dan bisa jalan-jalan ke tempat baru mencari spot foto baru. Menambah wawasan, menambah stok foto, menambah tempat wisata di Lampung yang sudah saya kunjungi. Wisata Lampung memang ga ada habisnya. Semakin (hanya_ satu tempat yang ditekuni, semakin banyak tempat yang belum saya datangi. Kalau kamu?
Cakep juga yak viewnya… Jadi pengen kesono…
Kalo bandung punya Stone Garden, Lampung punya Gunung Batu Srikaton
Baidewei, itu mamas yang difoto ada kontaknya om?
Elis mau kenalan 🙂
Ayo bung kemari, kita foto2 di situ hehehe
Kapan ente waktu longgar?
Hampir sama kayak Batu Granit y om batu-batu yg ada dsitu..
Mirip2 dikit. Kalau ditarik garis lurus di peta, batu granit yang ada di Purwodadi Dalam itu ga sampe 2 kilometer dengan gunung batu srikaton ini yay.
Ketemu Batu Bungur Tanjung Bintang gak bang yo hehehehhee
Maunya sih ketemu. Kalau aku hobi mungkin aku cari batu ya, ga motret doang. hehe..
Salah satu kabupaten Favorit saya untuk wisata, Lampung Selatan. Kaya banget daerah ini akan wisata.
Bener, Lampung Selatan itu lengkap sebenarnya. Pelan2 mau aku datangi satu2..
Woooow, ini kereeen banget om.
Batunya besar gitu, pemandanganya juga bikin betah ya.
Tp jauh banget ya om klo mau ke situ?
Pemandangannya bagus Mel. Aku juga penasaran sama pemandangan sunrise & sunset di sini. Kapan2 mau coba.
Kemari yuk kalau ke Lampung.
Masya allah indah banget itu batu-batunya, duuuu selalu mupeng lihat fotonya Mas Yopie, waaah keren sekali. Pengen jalan-jalan deh
Tapis Blogger kapan2 famtrip kemari ya mbak Naqi, sekalian ke tempat2 lain juga.
manjat batunya perjuangan banget kayaknya biar dapat spot foto yg bagus, mungkin batu2 tsb muntahan gunung krakatau yg meletus
Ga susah kok manjat batunya, cuma harus sedikit hati2 aja jangan sampai terjatuh.
aku pingin juga ni om jalan jalan ke Gunung btu srikaton ini
Sebenarnya lokasi Gn Batu Srikaton bukan milik swasta atau perseorangan tetapi masuk dalam kawasan hutan produksi Reg 40 wilayah kelola UPTD KPH Gedong Wani Dishutprov Lampung..